“Mengenang Setahun Kepergian Ayah”

 “Setelah Setahun Kepergian Ayah”

Ayah


Tak terasa Sudah setahun saya jauh dari ayah,  dan sudah setahun saya mencoba tetap tegar menghadapi segala persoalan hidup dan mencari setiap solusi yang saya butuhkan.

Bukan waktu yang singkat untuk sebuah perasaan kehilangan, dan bukan waktu yang terlalu lama untuk sebuah tahapan pendewasaan. Entahlah,, baru sekarang saya sadar batapa diri ini sangat rindu. Rindu pada semangat yang senantiasa mendidihkan keberanian di waktu yang lalu. Dan ketika itu, semua hanya biasa. Tak pernah ada kesan istimewa. Tapi sekarang, yang biasa itulah justru yang sangat saya rindukan.

Ayah, Kau tak pernah berhenti mengungkap segala harapan dan impian. Harapan yang kau berikan pada anakmu, keinginan tuk jadikan saya yang luar biasa. Harapan agar saya menjadi yang paling indah dan berarti. Hanya untuk sebuah alasan, “karena saya adalah anakmu”.

Kau tak pernah rela saya berada pada satu titik kesalahan, yang mungkin akan membawa saya pada sedikit kemunduran. 

Dan sekarang saya disini, sedang mencoba berdiri untuk menyusun pembuktian bahwa saya memang layak menjadi anakmu, dengan sebuah keyakinan bahwa doa dan semangatmu masih melekat erat di urat dan syaraf. Nasihatmu adalah solusi bagi saya.


Ayah, banyak cerita yang ingin saya sampaikan padamu. Saya akan berusaha untuk mewarnai setiap lembaran kehidupan saya dengan goresan-goresan warna yang indah. Mencoba untuk mencari arti sebuah hidup dan kebahagiaan. Tidak mudah memang, tapi kesulitan itulah yang menjadi warna bagi hidup saya.

Perjalanan hidupmu yang tidak semua orang bisa melaluinya, tekad dan kemauan untuk menjadi yang terbaik, serta ketegaranmu dalam melangkah, itulah yang membuat saya bangga menjadi anakmu. Dan sekarang kaulah yang harus bangga karena memiliki saya walaupun banyak hal menyenangkan yang saya temui, kadang saya merasa lelah, letih dengan semua yang saya hadapi. Merasa putus asa dan ingin menyerah bila menghadapi masalah, meskipun itu belum seberapa.

Ayah, harapan yang kau letakkan di pundak saya, harapan itulah yang senantiasa menjadi tonggak penyangga hingga saya tetap bisa bertahan menghadapi semua.

Gambar : setelah ayah dimakamkan

Ayah….Lihatlah saya yang selalu berusaha tegar menjalani kejamnya kehidupan ini, lihat lah saya yang berjuang menggapai mimpi…

Ayah…Terimakasih atas semua perjuangan dan pengorbananmu untuk membesarkan saya.

Bahagia selalu di Sorga
28 Maret 2021 – 28 Maret 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENIKAH BUKAN MENGAKHIRI KISAH PERCINTAAN TETAPI MENGAWALI KISAH CINTA

WISUDA TANPA ADA AYAH DI SAMPING

KISAH UNIK DIBALIK SAPAAN BAPAK TINGGAL ORANG YANG PENUH INSPIRASI