WISUDA TANPA ADA AYAH DI SAMPING

 WISUDA TANPA ADA AYAH DI SAMPING

Gambar1: Bersama Ibu Setelah Acara Wisuda

Saya bahagia hidup di dunia ini walaupun terkadang cobaan hidup datang silih berganti seiring berjalannya waktu. Namun inilah yang dimaksud dinamika kehidupan, seluruh kehidupan di dunia ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh Tuhan Sang Pencipta alam semesta, semuanya dikembalikan kepada hukum alam namun takdir tetap saja takdir.

Bagi saya, tidak ada momen membahagiakan selain didampingi oleh kedua orangtua ketika wisuda. Target ini yang coba saya capai sedari awal masuk kuliah hingga menyelesaikan skripsi. Sebab, orangtua bakal bangga melihat saya memakai Toga.

Namun, realita hidup memang tak selalu indah seperti yang direncanakan. Belum sempat membuat orangtua bangga ketika melihat pakai toga, namun Tuhan sudah lebih dulu mengambil  Ayah saya terlebih dahulu dan saya yakin bahwa Taman Surga yang indah adalah tempat Ayah saya saat ini.

Hidup di dunia ini tak selalu berjalan mulus, terkadang rintangan dan cobaan itu datang, jika kita tidak siap menghadapinya maka keimanan kita menjadi taruhannya. Jika iman kita kuat maka kita akan sabar menghadapi cobaan tersebut tanpa ada rasa mengeluh di dalam hati. Berjuang mati-matian untuk dapat sembuh dari penyakit Stroke, Ayah saya sangat sabar dalam menghadapi cobaan tersebut tanpa ada rasa mengeluh di dalam hatinya, wajahnya terlihat tegar dan mencoba tersenyum kepada anak-anaknya walaupun rasa sakit yang luar biasa masih bersarang dalam dirinya.

 


Gambar2 : Ayah saat masih keadaan sakit 

Akhirnya setelah sekian lama beradu nasib di Perguruan Tinggi, hari ini 30 November 2021 saya pulang ke rumah untuk melepas lelah bersama keluarga dengan keadaan yang berbeda. Saya sangat bersyukur punya seorang Ibu yang sungguh hebat dan luar biasa dalam membina dan membimbing saya hingga sampai pada saat ini.

Ibu sungguh luar biasa karena selalu sabar menghadapi watak atau sikap anak-anaknya termasuk saya, beliau menjadi Ibu sekaligus menjadi Kepala Rumah Tangga sejak Ayah jatuh sakit pada tahun 2016 silam. Saya pun berharap; semoga dengan keberhasilan saya saat ini bisa membuat Ibu tersenyum seperti layaknya dulu. Tak ada yang lebih indah yang dapat saya berikan kepada Ibu selain Doa, Kiranya Tuhan senantiasa memberikan kesehatan, kekuatan serta umur panjang kepada Ibu sampai kami anak-anaknya membahagiakanNya dengan cara kami sendiri.

 

Gambar3 : foto setelah wisuda

wisuda ini saya persembahkan sepenuhnya untuk seluruh Keluarga termasuk sang Ayah. Saya mengingat sosok Ayah yang selalu berjuang demi keberhasilan anak-anaknya. Sosok yang selalu berjuang sembuh demi bisa mengurus anak-anaknya.  Impian itu sudah tercapai, meski Ayah saat ini berada di dunia yang berbeda.

Terima kasih Tuhan Yang Maha Esa,

Terima Kasih Keluarga.

Dan terima kasih teman,sahabat serta seluruh basodara semua yang selalu mendukung saya selama berstudy, kiranya Tuhan memberkati setiap pergumulan hari lepas hari.


Komentar

  1. amin dan tetap semangat terlebih dahulu mangandalkan tuhan dlm setiap saat terharu baca kata² πŸ™πŸΏπŸ™πŸΏ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terima kasih banyak kk, Tuhan memberkati.πŸ‘

      Baca juga πŸ‘‰ https://lambila.blogspot.com/2021/09/antara-ayah-saya-dan-masa-depan.html

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Semangat terus, Tuhan Yesus turut bekerja dlm segala halπŸ™

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PESAN UNTUK KAWAN

Kisah Perjalanan Pendidikan Yang Penuh Tantangan