TRADISI BERKEBUN DARI MASYARAKAT ALOR NTT

sumber gambar : Google

Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Nusa tenggara Timur.

Kabupaten Alor terdiri dari 3 pulau besar yakni Pulau Alor, PANTAR dan Pura. Sedangkan untuk pulau kecil sendiri sekitar ada belasan pulau.

Di Kabupaten Alor pada umumnya orang menanam padi di ladang, sedangkan yang bersawah cuma ada di beberapa titik dari keseluruhan wilayah kabupaten Alor.

Masyarakat Alor biasanya mempersiapkan ladang dengan menebas hutan atau istilahnya di sini Potong Kebun sekitar bulan Agustus sampai Oktober. Penebasan hutan akan dilakukan setelah Sembayang Parang di tempat² Ibadah bahkan di beberapa tempat selalu melalukan ritual-ritual adat. Hal ini dilakukan agar dalam mempersiapkan ladang tidak mendapatkan hal-hal tidak diinginkan hingga pada akhirnya mendapat hasil ladang yang memuaskan.

Saat Persiapan Ladang (Potong Kebun)

Masyarakat Alor menanam padi di  ladang mengandalkan hujan, bukan irigasi, sehingga padi ladang hanya ditanam setahun sekali. Itu sebabnya orang menanam padi hanya pada musim hujan yakni bulan November sampai Desember atau selambat-lambatnya Januari.

Menanam padi dikerjakan ramai-ramai di ladang, orang-orang saling membantu dengan sistem “sambung tangan” alias arisan kerja, jadi kalau seorang warga  sudah bantu kerja di kebun seseorang, seseorang itu kemudian harus gantian membantu kerja di kebunnya.  

Menanam padi ladang membutuhkan  tim penabur bibit sehingga masyarakat akan saling bekerja sama hingga selesai semua lahan ditanami.

Karena padi ditanam oleh warga sekampung, maka pada saat yang bersamaan biasanya panen padi pun terjadi berbarengan pula.

Pada awal bulan April hingga pertengahan Mei adalah saat panen bagi semua orang. Kalau hasilnya baik, maka orang mengatakan “ini tahun yang bagus”. Bagi orang yang makan beras dari padi sawah setidaknya tahu sedikit bahwa ada beragam macam padi. Begitu juga dengan padi ladang. Di sini setidaknya dikenal macam-macam padi yang  ditanam di ladang yakni

(1) Padi Halus, Padi Kasar, Padi Hitam kulit hitam, padi Hitam kulit kuning dan masih banyak lagi macam-macam padi dalam bahasa daerah di masing-masing wilayah.

Mungkin karena dirasa tanah masih luas, orang di Alor membuka ladang dengan ukuran luas. Untuk itu, dalam satu KK bisa memiliki 2 sampai 3 kebun

Padi Ladang Siap Dipanen

Jadi ladang tidak dikerjakan hanya satu keluarga inti, tetapi harus keluarga besar, tetangga selingkungan bahkan sekampung terutama untuk pekerjaan berat seperti persiapan lahan, pembersihan, dan panen padi seperti sekarang. 

Bagi masyarakat Alor selalu kerja gotong royong atau yang di sini diistilahkan “sambung tangan” dan tentu itu bukan hal baru sehingga tentu dapat memudahkan dan menyenangkan. 

Orang-orang saling membantu kerja di ladang tetangganya, keramaian masa panen terasa oleh nyanyian dan pantun yang dilontarkan sambil memetik padi, apalagi diseling dengan makan bersama saat siang dan sore hari yang disediakan oleh tuan kebun alias pemilik ladang.

Panen padi di sini disebut “pungut padi”. Sekalipun istilahnya “pungut” jangan dibayangkan bahwa orang hanya memungut bulir padi yang jatuh di tanah. tetapi ini memetik padi langsung dari pohon atau batangnya yang menggunakan pisau, sabit dan kebanyakn orang lebih suka menggunakan tangan, terutama bila padi sudah sangat masak dan merunduk.

 Agar bisa selesai cepat, satu kelompok berbanjar menghadapi padi hingga terus maju, jadi semuanya maju bersamaan sehingga mudah ditanda mana yang sudah dan yang belum. Padi yang dipetik dikumpulkan dalam bakul (wadah dari anyaman bambu) yang digantung di bahu atau kepala.

Pada Saat Memanen Padi

Setiap beberapa menit akan datang satu orang yang bertugas mengangkat padi dan membawa semuanya ke pondok sebelum dilanjutkan ke kampung atau di rumah pemilik kebun itu.

Di saat istirahat, orang-orang duduk bercerita sambil mengunyah sirih pinang atau mengisiap tembakau yang dilinting sendiri. Anak-anak tentu saja dengan semangat ikut serta dalam keramaian ini, sekalipun mereka tidak membantu kerja, yang mereka nikmati puas-puas adalah saat bermain dengan kawan-kawan. Saat panen memang menyenangkan. 

Demikian cerita kali ini, semoga cerita ini dapat menginspirasi dan menjadi informasi bagi kalian semua.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WISUDA TANPA ADA AYAH DI SAMPING

PESAN UNTUK KAWAN

Kisah Perjalanan Pendidikan Yang Penuh Tantangan