Tiga Kampung Tradisional Di Alor Paling Populer


 Kabpuaten Alor adalah salah satu Kabupaten di Provinsi NTT, Kabupaten Alor memiliki berbagai suku dan kampung tradisionalnya yang menyebar di seluruh Kabupaten Alor.

Namun pada kesempatam ini, kita hanya membahas 3 suku dan kampung tradisionalnya.

Untuk itu sebelum kita lanjut, saudara/i bisa mendukung channel ini dengan cara LIKE, COMMENT, SUBCRIBE dan Share ke media sosial lainnya.

1.      Kampung Tradisional Takpala – Suku Abui

Kampung tradisional tersebut bernama Takpala, yang berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Barat Laut. Kampung tradisional itu sudah menjadi aset wisata dan dianggap sebagai cagar budaya yang dilindungi dalam peraturan daerah Kabupaten Alor. Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, atau sekitar 30 kilometer untuk mencapai kampung yang terletak di atas lereng bukit. Di kampung ini, terdapat 15 buah rumah adat tradisional atau rumah lopo Suku Abui. Selain itu, ada 13 kepala keluarga atau 40 jiwa yang bermukim di kampung ini. Dari 15 rumah adat tradisonal, terdapat 13 rumah yang tak berdinding dan dua rumah adat lainnya yang disebut Kolwat dan Kanuarwat. Lihat Foto Tari Lego, tarian khas suku Abuy, Desa Takpala, Alor(ARSIP KOMPAS TV) Dua rumah adat berdinding ini tidak semua orang bisa memasukinya, karena tempat disimpannya benda pusaka Suku Abui. Rumah adat Takpala terbuat dari bambu dan berbentuk piramida, beratap alang-alang, serta disangga oleh enam tiang yang terbuat dari kayu merah. Di bagian atas rumah terdapat ornamen berbentuk tangan terbuka sebagai simbol permintaan berkat kepada Yang Maha Kuasa.

2      Kampung Tradisional Bampalola – Suku Lakatuil

PERKAMPUNGAN Adat Bampalola terletak pada sebuah bukit, di Pegunungan Kabola, Kecamatan Alor Barat Laut (Abal). Ketinggiannya mencapai seribu kaki dari permukaan laut. Bampalola berasal dari dua buah kata, yakni Bam (bang) berarti rumah dan palola (palol) berarti Pemali, Bampalola berarti Rumah Pemali.

 Masyarakat sekitar punya kepercayaan dan tradisi hidup yang serasi dengan alam. Tidak ada minum–minuman keras di sana, tutur kata dan bahasa dijaga serta cara hidup yang saling menghargai satu dengan yang lainnya secara struktur adatiah. Yang salah akan dihakimi sendiri oleh alam.
Untuk mencapainya Kampung Lama Bampalola dari Kalabahi, Ibukota Kabupaten Alor, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat menelusuri pesisir pantai ke arah barat menuju Desa Alor Kecil. Kemudian berputar ke arah utara menuju Gunung Hulnani. Setelah itu, berputar ke timur ke Desa Bampalola. Sampai di sana, pengunjung harus berjalan menuju Kampung Lama Bampalola, setelah melewati karang terjal dengan kemiringan 90 derajat. berjalan kaki sejauh setengah kilo meter dan mendaki ke bukit bampalola setinggi kurang lebih 20–an meter. Meski begitu Bukit Kampung Lama Bampalola menyimpan sejuta pesona dan pemandangan alam yang luar biasa.

3.      Kampung Tradisional Monbang – Suku Kabola

 

Kampung tradisional Monbang tepatnya berada di Desa Kopidil, Kecamatan Alor Barat Laut. Perkampungan tradisional Monbang dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dalam waktu 45 menit dari Kalabahi Ibu Kota Kab. Alor. Kampung tradisional Monbang ini mirip dengan Kampung Tradisional Takpala. Mulai dari rumah adatnya, warganya, juga tariannya. Yang menjadikan Suku Kabola lain dari yang lain adalah bajunya. Jika suku lain di Alor menggunakan bahan kain tenun untuk pakaiannya, Suku Kabola menggunakan pakaian yang  bahan utamanya adalah kulit kayu


Tonton Video di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENIKAH BUKAN MENGAKHIRI KISAH PERCINTAAN TETAPI MENGAWALI KISAH CINTA

WISUDA TANPA ADA AYAH DI SAMPING

KISAH UNIK DIBALIK SAPAAN BAPAK TINGGAL ORANG YANG PENUH INSPIRASI